Mengenal Tata Surya dan Teori Pembentukan Tata Surya

Pengertian Tata Surya

Tata Surya atau yang dalam bahasa Inggris sering disebut solar system, terdiri dari sebuah bintang yang disebut matahari dan semua benda angkasa yang mengelilinginya. Benda-benda angkasa tersebut termasuk 8 buah planet yang sudah diketahui, meteor, asteroid, komet dan satelit-satelit alami.
Mengenal Tata Surya dan Proses Pembentukannya
http://scitechconnect.elsevier.com/wp-content/uploads/2014/08/solar-system.jpg



Tata surya dipercaya telah terbentuk sejak 4,6 milyar tahun yang lalu dan merupakan hasil penggumpalan gas dan debu di angkasa yang membentuk matahari sekaligus planet-planet yang mengelilinginya.

Tata Surya terletak di tepi galaksi Bima Sakti dengan jarak sekitar 2,6 x 1017 km dari pusat galaksi, atau sekitar 25.000 hingga 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi. Tata Surya mengelilingi pusat galaksi Bima Sakti dengan kecepatan 220 km/detik, dan dibutuhkan waktu  225-250 juta tahun untuk sekali mengelilingi pusat galaksi. Dengan umur tata surya 4,6 milyar tahun, berarti tata surya kita telah mengelilingi pusat galaksi sebanyak 20-25 kali dari semenjak terbentuk. Tata surya dikekalkan oleh pengaruh gaya gravitasi matahari dan sistem yang setara tata surya, yang mempunyai garis pusat setahun kecepatan cahaya, ditandai adanya hamburan komet yang disebut awan Oort. Disebabkan oleh orbit planet yang berbentuk elips ( bulat telur ) yang membujur, jarak dan kedudukan planet berbanding kedudukan matahari berubah mengikuti kedudukan planet di orbit.

Asal Usul Tata Surya

Dari manakah  tata surya berasal? Bagaimanakah tata surya terbentuk? Hingga kini tercetus beberapa teori yang dikemukakan oleh para ilmuwan terkait dengan asal-usul  tata surya, antara lain:

1. Teori Nebula


Teori Nebula pertama kali dikemukakan oleh seorang ilmuwan bernama Emanuel Swedenborg pada tahun 1734, kemudian disempurnakan oleh Immanuel Kant pada tahun 1775. Teori serupa juga dikembangkan oleh Piere Marquis de Laplace secara independen pada  tahun 1796. Maka pada perkembangannya teori ini lebih dikenal dengan Teori Nebula Kant-Laplace. 

Teori ini menyatakan bahwa pada tahap awal tata surya terbentuk masih berupa kabut raksasa sekitar 5 milyar tahun yang lalu. Kabut ini tersusun dari  debu , es dan gas yang disebut nebula, dan sebagian besar unsur gas tersebut hidrogen. Gaya gravitasi yang melingkupinya  menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu. Semakin lama perputaran kabut semakin cepat diikuti suhu yang semakin memanas pula hingga pada akhirnya ketika terjadi penyusutan lebih jauh terjadilah lonjakan suhu tertinggi dan memicu nyala bintang. Inilah cikal bakal bintang dalam tata surya kita yaitu matahari. Matahari terus menyusut dan berputar semakin kencang, cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekelilingnya. Akibat dari gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat dan membentuk planet.

2. Teori Planetesimal 


Teori Planetesimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Teori ini menyatakan bahwa tata surya kita terbentuk akibat adanya bintang lain yang lewat cukup dekat dengan matahari, pada masa awal pembentukan matahari. Kedekatan tersebut menyebabkan terjadinya tarikan gravitasi dari bintang yang lewat yang menimbulkan tonjolan pada permukaan matahari. Lalu efek gravitasi bintang mengakibatkan terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari matahari. Sementara sebagian besar materi tertarik kembali, sedang yang lain akan tetap di orbit, mendingin dan memadat, dan menjadi benda-benda berukuran kecil yang kemudian disebut sebagai planetesimal dan beberapa yang besar disebut protoplanet. Objek-objek tersebut saling bertabrakan dari waktu ke waktu dan membentuk planet dan satelitnya serta sisa-sisa materi lainnya menjadi komet dan asteroid.

3. Teori Pasang Surut


Teori ini dikemukakan oleh Buffon kemudian diperbaiki oleh Jeans dan Jaffreys yang menyatakan bahwa tata surya terbentuk dari efek pasang gas-gas pada matahari. Efek panas itu disebabkan karena gaya gravitasi sebuah bintang besar yang melintasi matahari. Gas-gas tersebut terlepas dari matahari dan mulai mengelilingi matahari, kemudian mendingin dan menjadi planet serta satelit.

4. Teori Bintang Kembar 


Teori ini dikemukakan oleh R.A Lyttleton, yang menyatakan bahwa galaksi kita berisi banyak kombinasi bintang kembar. Matahari mempunyai bintang kembaran, dimana bintang kembaran matahari tersebut meledak, menjadi unsur-unsur gas, mendingin dan membentuk planet-planet dan satelit-satelitnya yang mengelilingi matahari dan membentuk tata surya.

5. Teori Protoplanet


Teori ini dikemukakan oleh Carl Van Weizsaecker, G.P. Kuipper dan Subrahmanyan Chandarasekar. Menurut teori protoplanet, di sekitar matahari terdapat kabut gas yang membentuk gumpalan-gumpalan yang secara evolusi berangsur-angsur menjadi gumpalan padat. Gumpalan kabut gas tersebut dinamakan protoplanet. 


Daftar Pustaka: 
Ranuwijaya, Ramon . 2011 . Pengetahuan Populer Dunia . Yogyakarta : Grafindo Litera Media.
Putrianasari, Ika F . 2013 . Metode Bimbel Privat Kuasai Materi Geografi SMA Kelas X, XI, dan XII . Yogyakarta : Planet Ilmu.

Related Posts:

Bencana dan Manfaat Keberadaan Gunung Api

Indonesia merupakan negara yang dilalui 2 rangkaian gunungapi yaitu sirkum pasifik dan sirkum mediterania. Sehingga di Indonesia terdapat banyak sekali gunungapi sekitar 127. Keberadaan gunungapi tersebut memiliki dampak positif dan dampak negatif diantaranya sebagai berikut

Bencana yang ditimbulkan gunung api 

1. Bahaya langsung, yaitu berupa letusan yang disertai hamburan abu, bom, batu apung, prioklastika, aliran lumpur, dan lava.
2. Bahaya tidak langsung, merupakan bencana yang dapat terjadi akibat adanya aktivitas gunung api, misalnya gelombang pasang (tsunami), gempa vulkanik, perubahan muka tanah, hilangnya sumber air tanah dan sebagainya.
3. Munculnya gas-gas berbahaya seperti asam sulfida, sulfur dioksida, dan monoksida.
4. Bahaya lanjutan seperti perubahan mutu lingkungan fisik (gerakan tanah, longsoran, guguran batuan dan sebagainya).
5. Letusan besar sebuah gunung api dapat meyebabkan jatuhnya korban jiwa, dan hilangnya harta benda bagi penduduk daerah sekitarnya.
6. Letusan gunung api dapat menimbulkan banjir lahar, baik lahar panas maupun lahar dingin. Lahar ini dapat merusak semua benda disekitar daerah yang dilaluinya.

Manfaat dari gunung api 

1. Sumber mineral, daerah mineralisasi dan potensi air tanah merupakan aspek-apek positif yang dapat dimanfaatkan dari adanya aktivitas gunung berapi.
2. Daerah tangkapan hujan.
3. Daerah pertanian yang subur, kesuburan tanah di daerah tersebut diperoleh dari produk gunung api yang subur dengan iklim yang sejuk. Antara lain teh, kina, kol, wortel, dan berbagai holtikultura diusahakan di lereng gunung api.
4. Daerah objek wisata, keindahan panorama gunung api dengan kepundan yang aktif dengan lembah-lembah yang curam, fumarol serta danau kepundan menarik bagi wisatawan untuk berkunjung.
5. Sumber energi, tenaga panas bumi yang dihasilkan dari aktivitas gunung api dapat diubah menjadi pembangkit tenaga listrik.  

Related Posts:

Mengenal Tugu Khatulistiwa - Titik Nol Equator di Pontianak

Tugu Khatulistiwa merupakan tugu yang digunakan sebagai titik/tonggak garis equator di Kota Pontianak, Kalimantan Barat
Tugu Khatulistiwa-Pontianak
Tugu Khatulistiwa-Pontianak

Kronologis Pembangunan Tugu Khatulistiwa

Berdasarkan catatan yang diperoleh pada tahun 1941, dari V. en. V oleh Opsiter Weise dikutip dari BIDJRAGENTOT DE GEOGRAPHE dari Chep Van den Topographeschen dien di Nederlandisch Indie : Den 31 Sten Maart 1928 telah datang d Pontianak, satu ekspedisi internasional yang dipimpin oleh seorang ahli Geografi berkebangsaan Belanda untuk menentukan titik/tonggak garis Equatordi Kota Pontianak, dengan konstruksi sebagai berikut:
  • Tugu Khatulistiwa pertama dibangun tahun 1928 berbentuk tonggak dengan tanda panah.
  • Tahun 1930 disempurnakan, berbentuk tonggak dengan lingkaran dan tanda panah.
  • Tahun 1938 Tugu asli dibangun kembali dengan penyempurnaan oleh Opsiter/ arsitek SILABAN dengan ukuran sebagai berikut: Bangunan tugu terdiri dari 4 buah tonggak belian, berdiameter masing-masing 0,30m, dengan tonggak bagian depan ( 2 buah tonggak ) setinggi 3,05 dari permukaan tanah dan tonggak bagian belakang tempat lingkaran dan anak panah petunjuk arah setinggi 4,40m.
  • Tahun 1990, Tugu Khatulistiwa direnovasi dengan pembuatan kubah dan duplikat Tugu Khatulistiwa diatasnya dengan ukuran 5x lebih besar dari Tugu aslinya.
  • Peresmian duplikat Tugu Khatulistiwa dan kubah pada tanggal 21 September 1991 oleh PARDJOKO SURYOKUSUMO Gubernur Kalimantan Barat.
Konstruksi dan Bangunan Tugu Khatulistiwa yang asli dapat dilihat dalam ruangan dalam kubah.
Tugu Khatulistiwa (Asli) di ruangan dalam kubah
Tugu Khatulistiwa (Asli) di ruangan dalam kubah

Titik Kulminasi Matahari

Pada tengah hari yaitu setiap tahunnya tanggal 21-23 Maret dan tanggal 23 September benda-benda tegak yang berada di sekitar Tugu Khatulistiwa tidak memiliki bayangan. Peristiwa tersebut disebut Kulminasi Matahari, dimana matahari tepat berada tegak lurus diatas Khatuliswa.

Peristiwa Titik Kulminasi 23 September 2007
Peristiwa Titik Kulminasi 23 September 2007
Peristiwa kulminasi ini hanya terjadi di lima negara, antara lain di Indonesia, Equador, Peru, Columbia, dan Brazil. Namun dari semua negara yang mengalami peristiwa alam tersebut, hanya satu yang benar-benar dilintasi oleh garis khatulistiwa, yaitu Kota Pontianak, Indonesia.

Related Posts: