Teori Von Thunen tentang Lokasi Pertanian

Johann Hienrich von Thunen dalam Der Isolierte Staat (1826) mengemukakan bahwa pada dasarnya penggunaan lahan dapat dibagi dalam beberapa penggunaan. Dengan mengambil satu pusat kota sebagai satu-satunya tempat memproduksi barang-barang yang dibutuhkan seluruh negara, daerah daerah di sekitarnya hanya sebagai pemasok bahan mentah lain ke kota.

a. Lahan pertama berada di dekat pusat kota (pasar) akan dipakai untuk kegiatan-kegiatan intensif jenis tanaman yang hasilnya cepat rusak, memakan tempat dan berat dalam kaitannya dengan transportasi. 

b. Daerah kedua merupakan daerah hutan. Hal ini bisa dipahami mengingat masa itu kebutuhan hasil hutan untuk kayu dan bahan bakar yang sifatnya memakan tempat dan berat sehingga harus ditempatkan agar dekat dari pusat kota.

c. Daerah ketiga digunakan untuk menanam tanaman sejenis gandum atau padi-padian.

d. Daerah keempat berupa daerah penggembalaan ternak. 
Von Thunen Theory
Von Thunen Theory


e. Daerah kelima, merupakan daerah ’three field system’ merupakan daerah ilalang, daerah tandus.

f. Sedangkan daerah keenam merupakan daerah perburuan.

g. Untuk memudahkan dan efisiensi transportasi, diperlukan sungai yang membelah kota, ternyata dapat menghemat 1/6 transportasi darat, sehingga daerah pertama akan berkembang sepanjang sungai.

h. Perlu dibuat kombinasi transportasi darat dan sungai, sehingga akan sama biaya transportasi darat bagi daerah yang tidak dapat menikmati adanya sungai.


Sekian semoga memberi manfaat. Jangan lupa share dan tinggalkan komentar.
Sumber gambar :
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/27/Johann_Heinrich_von_Th%C3%BCnen_Duke.png
http://teacherweb.com/CA/WestlakeHighSchool/MichaelLynch/vonthunen.gif

Related Posts:

Teori Malthus tentang Kependudukan

Thomas Robert Malthus lahir di Ruckery-St. Catherina Inggris pada tanggal 14 Februari 1766 dan meninggal pada tanggal 23 Desember 1834. Ia seorang ahli ekonomi yang tergolong ekonomi Mazhab Klasik bersama-sama Adam Smith. Ajaran-ajarannya banyak mempengaruhi pemikiran ekonom lainnya seperti Ricardo, di mana perkembangan ekonomi diasumsikan cukup suram itu berpengaruh besar pada abad ke-19. Dalam ilmu geografi ekonomi dan populasi nama dia juga dikenal sebagai seorang pelopor yang mengukir pada mazhab geografi tersebut. Selain itu nama Malthus kemudian diabadikan juga dalam istilah ”neomalthusianisme”. Adapun teori Malthus tentang ledakan penduduk ditulis dalam bukunya An Essay on the Principles of Population (1798).

Dalam teorinya tersebut Malthus berpendapat, bahwa:

a. Masyarakat manusia akan tetap miskin karena terdapat kecenderungan pertambahan penduduk berjalan lebih cepat daripada persediaan makanan.
Teori Malthus
Teori Malthus


b. Pertambahan penduduk dapat diibaratkan deret kali atau deret ukur sehingga pelipat-gandaan jumlah penduduk dalam setiap 25 tahun, sedangkan peningkatan sarana-sarana kehidupan berjalan lebih lambat, yankni menurut deret hitung atau deret tambah.
c. Melalui tindakan pantang seksual/pantangan kawin, perang, bahaya kelaparan, dan bencana alam, jumlah penduduk setiap kali memang diusahakan sesuai dengan sarana kehidupan yang tersedia. Namun cara itu tidak cukup untuk meningkatkan kehidupan masarakat sampai di atas batas minimum.

Sekian, semoga memberi manfaat. Jangan lupa share dan tinggalkan komentar.

Sumber gambar:
en.wikipedia.org
factsanddetails.com

Related Posts:

Bentang Alam Hasil Proses Karstifikasi

Karst Topografi
Hai sobat geografi, kali ini kita akan membahas tentang bentang alam hasil proses karstifikasi. Artikel ini merupakan kelanjutan artikel saya sebelumya yaitu Bentang Alam Karst. Sedikit mengingatkan bahwa bentang alam karst merupakan bentang alam yang terbentuk dari proses karstifikasi pada daerah dengan litologi batuan karbonat.

Baik, kita masuk ke materi pembahasan hari ini..



Bentuk morfologi yang menyusun suatu bentang alam karst dapat dibedakan menjadi 2, yaitu bentuk-bentuk konstruksional dan bentuk-bentuk sisa pelarutan

Bentuk-bentuk Konstruksional

Bentuk-bentuk konstriksional adalah topografi yang dibentuk oleh proses pelarutan batugamping atau pengendapan mineral karbonat yang dibawa oleh air.

Berdasarkan ukurannya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
  • Bentuk-bentuk minor
  • Bentuk-bentuk mayor
Bentang alam karst minor adalah bentang alam yang tidak dapat diamati pada peta topografi atau foto udara. Sedangkan bentang alam mayor adalah yang dapat diamati dari peta topografi atau foto udara.

Bentuk-Bentuk Bentang Alam Karst Minor, antara lain :

1. Lapies, yaitu bentuk yang tidak rata pada batugamping akibat adanya proses pelarutan dan penggerusan.

2. Karst split, adalah celah pelarutan yang terbentuk di permukaan.

3. Parit karst, yaitu alur pada permukaan yang memanjang membentuk parit, yang juga sering dianggap karst split yang memanjang sehingga membentuk parit.
Parit Karst
Parit Karst

4. Palung karst, adalah alur pada permukaan batuan yang besar dan lebar, terbentuk karena proses pelarutan, kedalaman lebih dari 50 cm. biasanya pada permukaan batuan yang datar atau miring rendah dan dikontrol oleh struktur yang memanjang.

5. Speleotherms, adalah hiasan pada gua yang merupakan endapan CaCO3  yang mengalami presipitasi pada air tanah yang membawanya masuk ke dalam gua. (Stalaktit, stalakmit)
Speleotherms
Speleotherms

6. Fitokarst, adalah permukaan yang berlekuk-lekuk dengan lubang-lubang yang saling berhubungan, terbentuk karena adanya pengaruh aktivitas biologis yaitu algae yang tumbuh di dalam batugamping. Algae menutup di permukaan dan masuk sedalam 0,1 – 0,2 mm dan menghasilkan larutan asam sehingga melarutkan batugamping.

Bentuk-Bentuk Bentang Alam Karst Mayor, antara lain :

1. Surupan (doline)

Dolina yaitu depresi tertutup hasil pelarutan dengan diameter mulai dari beberapa meter sampai beberapa kilometer, kedalaman bisa sampai ratusan meter dan mempunyai bentuk bundar atau lonjong.
Dolina
Dolina

Menurut Cvijic, bentuk doline dibedakan menjadi:

  • Doline Mangkok: perbandingan lebar dan kedalaman 10:1 dan kemiringan lereng doline berkisar antara 100-120 
  • Doline Corong: diameter dua atau tiga kali kedalamannya dan lereng doline berkisar antara 300-400 
  • Doline sumuran: diameter lebih kecil dari kedalamannya, lereng vertikal

Menurut Bogli (1980) berdasarkan cara pembentukan (genetik), doline dibedakan menjadi:

  • Doline pelarutan: terbentuk oleh pelarutan yang terkonsentrasi akibat keberadaan kekar, pelebaran pori-pori batuan, dijumpai di sebagian besar awal proses karstifikasi
  • Doline aluvial: hampir sama dengan doline pelarutan tetapi batugamping tertutup oleh endapan aluvial, cekungan terjadi karena aluvium terbawa ke sistem drainase bawah permukaan
  • Doline amblesan: terjadi karena lapisan batugamping ambles perlahan-lahan karena di bawah lapisan batugamping terdapat rongga
  • Doline runtuhan: terbentuk akibat goa/saluran dekat permukaan runtuh akibat tidak mampu menahan atapnya


2. Uvala 

Uvala merupakan doline majemuk, yaitu gabungan dari beberapa doline. Ukuran uvala menurut Sweeting berkisar antara 500-1000 meter dengan kedalaman 100-200 meter. Cockpit juga dapat dikategorikan sebagai uvala. Uvala juga dapat berkembang dari lembah permukaan

3. Polje 

Polje merupakan istilah di Karst Dinaric yang berasal dari bahasa Slovenia yang berarti ladang yang dapat ditanami. Isitilah ini di negara asalnya sebenarnya tidak berhubungan dengan bentuklahan karst.
Polje merupakan cekungan yang lebar, dasar yang rata, drainase karstik, bentuk memanjang yang sejajar dengan struktur lokal, dasar polje adalah batuan tersier. Polje bisa merupakan perkembangan dari uvala
Ciri-ciri polje:

  • Dasar yang rata berupa batuan maupun tertutup sedimen
  • Cekungan tertutup yang dibatasi perbukitan pada kedua sisi atau salah satu sisinya
  • Mempunyai drainase karstik
  • Dasar yang rata mempunyai lebar minimum 400 meter

Klasifikasi Polje
Klasifikasi Polje
Klasifikasi Polje:

  • Polje perbatasan: terbentuk apabila sistem hidrologi didominasi oleh sistem alogenik
  • Polje struktural: terbentuk oleh patahan dengan dasar berupa batuan impermeabel
  • Polje baselevel: terbentuk pada stadium akhir perkembangan karst


4. Jendela karst, adalah lubang pada atap gua  yang menghubungkan dengan udara luar, terbentuk karena atap gua runtuh.

5. Lembah karst,  adalah lembah atau alur yang besar, terbentuk oleh aliran permukaan yang mengerosi batuan yang dilaluinya. Ada 4 macam lembah karst, yaitu :

  • Allogenic valley, lembah karst dengan hulu pada batuan kedap air (bukan batugamping) yang kemudian masuk ke dalam daerah karst.
  • Blind valley, lembah karst yang alirannya tiba-tiba hilang karena masuk ke dalam batuan.
  • Pocket valley, yaitu lembah yang berasosiasi dengan mata air yang besar dan keluar dari batuan kedap air (bukan batugamping) yang berada di bawah lapisan batugamping.
  • Dry valley, lembah yang mirip dengan lembah fluviatil tetapi bukan sebagai penyaluran air permukaan karena air yang masuk langsung meresap ke batuan dasarnya (karena banyak rekahan)


6. Gua, adalah ruang bawah tanah yang dapat dicapai dari permukaan dan cukup besar bila dilalui oleh manusia.

7.Terowongan dan jembatan alam, adalah lorong di bawah permukaan yang terbentuk oleh pelarutan dan penggerusan air tanah.

Bentuk-bentuk Sisa Pelarutan

Yang dimaksud dengan sisa pelarutan adalah  morfologi yang terbentuk karena pelarutan dan erosi sudah berjalan sangat lanjut sehingga meninggalkan sisa erosi yang khas pada daerah karst.

Macam-macam morfologi sisa antara lain :

Gunung Sewu Kegelkarst
Gunung Sewu Kegelkarst
1. Kerucut karst (Kegelkarst), adalah bukit karst yang berbentuk kerucut, berlereng terjal dan dikelilingi oleh depresi.

2. Menara karst (Turmkarst), adalah bukit sisa pelarutan dan erosi yang berbentuk menara dengan lereng yang terjal tegak atau menggantung, terpisah satu dengan yang lainnya dan dikelilingi dataran aluvial.

Related Posts:

Bentang Alam Karst

Bentang Alam KarstGeomorfologi Karst --> Bentuklahan asal proses solusional (pelarutan)

Merupakan istilah dalam bahasa Jerman yang diturunkan dari bahasa Slovenia: Kras = lahan gersang berbatu. Istilah ini di negara asalnya tidak berkaitan dengan batugamping dan proses pelarutan. Tetapi saat ini telah digunakan secara internasional sebagai istilah bagi bentuklahan asal proses pelarutan (solusional).

Pengertian tentang topografi karst yaitu : suatu topografi yang terbentuk pada daerah dengan litologi berupa batuan yang mudah larut, menunjukkan relief yang khas, penyaluran tidak teratur, aliran sungai secara tiba-tiba masuk ke dalam tanah dan meninggalkan lembah kering dan muncul kembali di tempat lain sebagai mata air yang besar.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bentang Alam Karst

1. Faktor Fisik

Faktor-faktor fisik yang mempengaruhi pembentukan topografi karst meliputi :

a. Ketebalan batugamping, yang baik untuk perkembangan karst adalah batu gamping yang tebal, dapat masif atau yang terdiri dari beberapa lapisan dan membentuk unit batuan yang tebal, sehingga mampu menampilkan topografi karst sebelum habis terlarutkan.

Namun yang paling baik adalah batuan yang masif, karena pada batugamping berlapis biasanya terdapat lempung yang terkonsentrasi pada bidang perlapisan, sehingga mengurangi kebebasan sirkulasi air untuk menembus seluruh lapisan.

b. Porositas dan permeabilitas, berpengaruh dalam sirkulari air dalam batuan. Semakin besar porositas sirkulasi air akan semakin lancar sehingga proses karstifikasi akan semakin intensif.

c. Intensitas struktur (kekar), zona kekar adlah zona lemah yang mudah mengalami pelarutan dan erosi sehingga dengan adanya kekar dalam batuan, proses pelarutan berlangsung intensif.

Kekar yang baik untuk proses karstifikasi adalah kekar berpasangan (kekar gerus), karena kekar tsb berpasangan sehingga mempertinggi porositas dan permeabilitas.

Namun apabila intensitas kekar sangat tinggi batuan akan mudah tererosi atau hancur sehingga proses karstifikasi terhambat.

2. Faktor Kimiawi

Kondisi kimia batuan, dalam pembentukan topografi kars diperlukan sedikitnya 60% kalsit dalam batuan dan yang paling baik diperlukan 90% kalsit.
Kondisi kimia media pelarut, dalam proses karstifikasi media pelarutnya adalah air, kondisi kimia air ini sangat berpengaruh terhadap proses karstifikasi

Kalsit sulit larut dalam air murni, tetapi mudah larut dalam air yang mengandung asam.

Air hujan mengikat CO2 di udara dan dari tanah membentuk larutan yang bersifat asam yaitu asam karbonat (H2CO3).

Larutan inilah yang sangat baik untuk melarutkan batugamping.

3. Faktor Biologis

Aktivitas tumbuhan dan mikrobiologi dapat menghasilkan humus yang menutup batuan dasar, mengakibatkan kondisi anaerobic sehingga air permukaan masuk ke zona anaerobic, tekanan parsial CO2 akan meninggkat sehingga kemampuan melarutkannya juga meningkat.

4. Faktor Iklim dan Lingkungan

Kondisi lingkungan yang mendukung adalah adanya lembah besar yang mengelilingi tempat yang tinggi yang terdiri dari batuan yang mudah larut (batugamping) yang terkekarkan intensif. Kondisi lingkungan di sekitar batugamping harus lebih rendah sehingga sirkulasi air berjalan dengan baik, sehingga proses karstifikasi berjalan dengan intensif.

Proses Pembentukan Topografi Karst

Kondisi batuan yang menunjang terbentuknya topografi karst ada 4, yaitu:

  • Mudah larut dan berada di atau dekat permukaan.
  • Masif, tebal dan terkekarkan.
  • Berada pada daerah dengan curah hujan yang tinggi.
  • Dikelilingi lembah

Proses pelarutan pada batugamping, meninggalkan morfologi sisa pelarutan, perkembangan morfologi sisa ini dapat dibagi menjadi 4 fase, yaitu :

1. Terjadi pelarutan pada batuan terkekarkan sehingga membentuk lembah yang kemudian merupakan zona yang lebih cepat mengalami pelarutan (zona A) dibandingkan dengan zona B yang tidak mengalami pengkekaran.

2. Karena zona A lebih cepat mengalami pelarutan, maka zona ini segera terbentuk lembah yang dalam, sementara pada zona B masih berupa dataran tinggi dengan gejala pelarutan di beberapa tempat.

3. Pelarutan pada kedua zona terus berjalan sehingga pada fase ini mulai terbentuk kerucut-kerucut karst pada zona B. Pada kerucut karst ini tingkat pelarutan/erosi vertikalnya lebih kecil dibandingkan lembah di sekitarnya.

4. Karena adanya erosi lateral oleh sungai maka zone A berada pada batas permukaan erosi dan pada zona B erosi vertikal telah berjalan lebih lanjut sehingga hanya tinggal beberapa morfologi sisa saja, morfologi sisa ini disebut menara karst.



Selanjutnya silahkan baca : Bentang Alam Hasil Proses Karstifikasi

Related Posts: