Pengertian dan Klasifikasi Sumber Daya Alam

Hai sobat geo dimanapun anda berada, kali ini klik geografi akan membahas pengertian dan penggolongan sumber daya alam. Berikut langsung saja materinya.

Sumber Daya Alam

Pengertian Sumber Daya Alam

Sumber daya alam adalah semua potensi alam, baik berupa benda mati maupun makhluk hidup, yang berada di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Klasifikasi / Penggolongan Sumber Daya Alam

Terdapat beberapa macam sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan dengan berbagai cara. Sumber daya alam tersebut dapat diklasifikasikan menurut beberapa hal.

Sumber Daya Alam Berdasarkan Pemanfaatannya

Berdasarkan bagian atau bentuk yang dapat dimanfaatkan, sumber daya alam diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sumber Daya Materi, 
Yaitu sumber daya alam yang berbentuk materi. Contohnya mineral magnetit, limonit, siderit. Mineral-mineral tersebut dapat dilebur menjadi baja.

b. Sumber Daya Hayati
Yaitu sumber daya alam yang berbentuk makhluk hidup, yaitu hewan dan  tumbuhan.

c. Sumber Daya Energi
Yaitu sumberdaya alam yang berguna untuk menghasilkan energi. Contohnya, bahan bakar fosil, gas alam, batu bara.

d. Sumber Daya Ruang 
Yaitu ruang atau tempat yang diperlukan manusia untuk melakukan aktivitas hidup.

e. Sumber daya waktu, 
yaitu keterkaitan waktu dengan pamanfaatan sumber daya alam lainnya. Contohnya, air sulit didapatkan pada musim kemarau sehingga perkembangan tanaman pertanian terganggu.

Sumber Daya Alam Berdasarkan Pembentukan dan Kelestariannya

Berdasarkan pembentukannya, sumber daya alam dapat ddiklasifikasikan sebagai berikut.

a. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources). 
Sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan dapat dibentuk kembali oleh alam dalam siklus yang relatif cepat. Contoh : air, udara, tanah

b. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui (unrenewable resources)
Sumber daya alam jenis ini terdapat dalam jumlah yang sangat terbatas karena tidak ada penambahan jumlah dan proses pembentukannya memerlukan waktu ribuan hingga jutaan tahun.

Sekian, semoga bermanfaat !!

Related Posts:

Klasifikasi Iklim Lengkap : Koppen, Schmidt - Fergusson, Oldeman

klasifikasi iklim
Iklim merupakan gabungan berbagai kondisi cuaca sehari-hari atau dikatakan iklim merupakan rerata cuaca. Iklim yang terdapat di suatu daerah atau wilayah tidak dapat dibatasi hanya oleh satu analisir iklim tetapi merupakan kombinasi berbagai anasir iklim ataupun cuaca. Untuk mencari harga rerata tergantung pada kebutuhan dan keadaan. Hal yang penting adalah; untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan iklim harus berdasarkan pada harga normal, yaitu harga rerata cuaca selama 30 tahun. Angka 30 tahun merupakan persetujuan internasional.

Iklim suatu daerah disusun oleh unsur-unsur yang variasinya besar, sehingga hampir tidak mungkin dua tempat yang berbeda mempunyai iklim yang identik. Sebetulnya tidak terbatas jumlah iklim di permukaan bumi ini yang memerlukan penggolongan dalam suatu kelas atau tipe. Perlu diketahui bahwa semua klasifikasi yang ada merupakan buatan manusia sehingga masing-masing ada kebaikannya dan keburukannya. Satu hal yang penting adalah persamaan tujuan yaitu berusaha untuk menyederhanakan jumlah iklim lokal yang tidak terbatas jumlahnya, menjadi golongan yang jumlahnya relatif sedikit yaitu kelas-kelas yang mempunyai sifat yang penting dan bersamaan.

Iklim di suatu negara tidak selalu sama, melainkan selalu berbeda antara negara satu dengan lainnya, hal demikian mampu menyebabkan perbedaan dalam bidang proses alami, perkembangan dan kehidupan biologis. Sehingga, perbedaan iklim antara negara dapat berpengaruh kepada: proses pembentukan tanah, pelapukan batuan, kesuburan lahan pertanian, jenis tanaman budidaya, erosi, dan sedimentasi. Perbedaan iklim ditentukan oleh faktor pengendali iklim negara bersangkutan dan keberadaan kuantitas dan kualitas unsur-unsur atau elemen-elemen iklim di setiap negara, yang rentan sekali mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Pengaruh pengendali iklim sifatnya tetap/permanen, sedang pengaruh elemen-elemen iklim bersifat tidak tetap/remanen. Baik pengendali iklim dan elemen iklim merupakan faktor utama sebagai penentu iklim bagi negara.

Perbedaan iklim di setiap negara banyak dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya lokasi negara, kedudukan matahari, luas darat dan luas laut, topografi, dll. Faktor-faktor itu biasa disebut pengendali iklim. Pengendali iklim dapat mengatur keberadaan unsur-unsur atau elemen-elemen iklim di suatu wilayah. Ada dua faktor pengendali iklim, yaitu:

1. Faktor Luar Bumi

Faktor pengendali iklim dari luar bumi ialah matahari. Sinar matahari adalah sebagai sumber panas atau energi bagi bumi. Panas matahari atau energi mampu mempengaruhi keberadaan dan perkembangan terhadap: angin, awan, hujan, temperatur, tekanan udara, dll. Kedudukan matahari terhadap bumi atau sebaliknya, sepanjang tahun tidak sama, tetapi selalu bergeser. Hal ini dapat terjadi karena rotasi dan revolusi oleh bumi terhadap matahari, sehingga luasan daerah di bumi yang mendapat energi selalu berubah, baik kuantitas, kualitas, dan lama waktunya. Kedudukan matahari terhadap bumi berpengaruh besar bagi pembagian daerah iklim di bumi.

2. Faktor Dalam Bumi

Faktor pengendali iklim dari dalam bumi ditentukan oleh manusia dan faktor fisis daerah bersangkutan. Pengendali iklim oleh manusia tidak banyak merubah keadaan dan perkembangan iklim, tetapi hanya mampu memperkecil pengaruh iklim, seperti membuat hujan buatan. Keadaan fisis daerah yang berperan sebagai pengatur iklim adalah:
  • a. Garis Lintang
  • b. Bentuk muka bumi
  • c. Topografi
  • d. Daerah tekanan udara
  • e. Permukaan tanah
  • f. Luas darat dan laut


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan penggunaan klasifikasi iklim adalah :
  • Tujuan klasifikasi iklim dibuat untuk : pertanian, kelautan, pernerbangan dll
  • Luas cakupan wilayah klasifikasi iklim : makro, meso, dan mikro.
  • Latar belakang pembuatan klasifikasi iklim
Ada tiga klasifikasi iklim yang biasa digunakan di Indonesia, antara lain :
  • Koppen digunakan untuk iklim pada tumbuhan/vegetasi
  • Schmidth-Ferguson digunakan untuk iklim kehutanan dan perkebunan.
  • Oldeman digunakan untuk iklim lahan pertanian pangan.


I. Klasifikasi Schmidt - Fergusson

Schmidt dan Fergusson menggunakan dasar adanya bulan basah dan bulan kering seperti yang dikemukakan oleh Mohr. Perbedaan terdapat pada cara mencari bulan basah dan bulan kering. Hal ini juga merupakan alasan pembagian iklim tersendiri untuk Indonesia. Menurut Mohr bulan basah dan bulan kering berdasarkan Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Klasifikasi bulan menurut Mohr
Jenis bulan
Curah hujan/bulan
Bulan basah
³ 100
Bulan lembab
60-100
Bulan kering
£ 60

Schmidt dan Fergusson mendapatkan bulan basah dan bulan kering bukan mencari harga rerata curah hujan untuk masing-masing bulan tetapi dengan cara tiap tahun adanya bulan basah dan bulan kering dihitung kemudian dijumlahkan untuk beberapa tahun kemudian direrata. Hal ini mengingat, jika digunakan harga rerata masing-masing bulan adanya bulan basah dan bulan kering yang tiap tahun bergeser kemungkinan sekali tidak nampak pada harga rerata bulan basah.
Q =  
Jumlah rerata bulan kering dan bulan basah didapat dari data hujan seluruh Indonesia antara tahun 1921 – 1940 dengan menghilangkan tempat-tempat yang mempunyai data sepuluh tahun.
Berdasarkan besarnya nilai Q, Schmidt dan Fergusson menentukan tipe hujan di Indonesia, yang disajikan pada Tabel 1.2.


Tabel 1.2. Klasifikasi iklim menurut Schmidt-Fergusson

II. Klasifikasi Koppen

Dasar klasifikasi Koppen adalah rerata curah hujan dan temperatur bulanan maupun tahunan. Tanaman asli dilihat sebagai kenampakan yang terbaik dari keadaan iklim sesungguhnya, sehingga batas iklim ditentukan dengan batas hidup tanaman. Koppen mengenalkan bahwa daya guna hujan terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman tidak tergantung pada hanya jumlah hujan tapi juga tergantung pada intensitas evaporasi yang menyebabkan hilangnya air yang cukup besar, baik dari tanah maupun dari tanaman.. Hubungan intensitas evaporasi dan daya guna hujan ditunjukkan dengan hubungan antara hujan dan temperatur. Misalnya: jumlah hujan yang sama yang terjadi di daerah iklim panas atau terpusat pada musim panas yang berarti evaporasi besar, adalah kurang bagi tanaman daripada yang jatuh di daerah beriklim sejuk. Walaupun demikian metode untuk mengukur daya guna hujan ini tidak begitu memuaskan.
Koppen menggunakan simbol-simbol tertentu untuk mencirikan tipe iklim. Tiap tipe iklim terdiri dari kombinasi dan masing-masing huruf mempunyai arti sendiri-sendiri. Koppen membagi bumi dalam 5 kelompok iklim, yaitu :

A. Iklim Hujan Tropika (Tropical Rainy Climates)

Iklim ini diberi simbol A. Daerah yang mempunyai temperatur bulan terdingin lebih besar daripada 18°C (64°F) termasuk iklim ini yang dibagi menjadi beberapa tipe iklim, yaitu:
1) Tropika Basah (Af)
Daerah yang termasuk tipe iklm ini harus memenuhi syarat di atas dan daerah bulan terkering hujan rerata lebih besar dari 60 mm.
2) Tropika Basah (Am)
Jumlah hujan pada bulan-bulan basah dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulan kering. Tipe ini memiliki bulan-bulan basah dan bulan-bulan kering. Bulan-bulan kering dapat diimbangi oleh bulan basah, sehingga pada daerah-daerah yang demikian basah terdapat hutan yang cukup lebat.
3) Tropika Basah Kering (Aw)
Jumlah bulan basah tidak dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulan kering sehingga vegetasi yang ada adalah padang rumput dengan pepohonan yang jarang.

B. Iklim Kering (dry climate)

35% of Earth's land surface , evaporation exceeds precipitation
1) Iklim steppe (Bs) : desert / precipitation < 1/2 evaporation
2) Iklim padang pasir (Bw) : precipitation > 1/2 evaporation

C. Iklim sedang (humid mesothermal climate)

27% of Earth's total surface area , 55 % of world's population , Warmest month > 50 degrees F, Coldest month > 32 degrees F but < 64.4 degrees F
1) Iklim sedang dengan musim panas yang kering (Cs – dry summer subtropical climate) : Dry summer / "Mediterranean"
2) Iklim sedang dengan musim dingin yang kering (Cw) : winter dry period
3) Iklim sedang yang lembab (Cf) : no dry season / all months > 1.2 in. precip.

D. Iklim dingin (humid microthermal climate)

21% of Earth's land surface (7% total surface) , warmest month > 50 deg F , coldest month < 32 deg F , great variability in temperature , snow climates , only in mountains in the southern hemisphere
1) Iklim dingin dengan musim dingin yang kering (Dw) : dry winter
2) Iklim dingin tanpa pernah kering (Df) : no dry period

E. Iklim kutub (polar)

warmest month below 50 degrees F
1) Iklim tundra (Et) : tundra and ice cap
2) Iklim es- salju abadi (Ef) : cold, ice climates

III. Klasifikasi Oldeman

Sistem klasifikasi iklim menurut Oldeman digunakan terutama pada lahan padi sawah lahan kering. Atas dasar pertimbangan bahwa curah hujan lebih besar atau sama dengan 200 mm per bulan dianggap cukup untuk usaha padi sawah, sedang untuk tanaman palawija curah hujan minimal 100 mm per bulan dianggap cukup. Umur padi sawah diperkirakan cukup selama 5 bulan. Oldeman membagi beberapa zone agroklimat seperti yang disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Klasifikasi iklim menurut Oldeman
Tabel 3.1 Klasifikasi iklim menurut Oldeman

Related Posts:

Mitigasi Bencana Gempa Bumi

Mitigasi Gempa Bumi - MITIGASI merupakan upaya-upaya yang dilakukan untuk mengurangi atau memperkecil resiko bencana. Kali ini kita akan membahas mitigasi bencana gempa bumi.
Mitigasi gempa bumi

Upaya Mitigasi Bencana Gempa Bumi Struktural


Upaya struktural dalam menangani bencana gempa bumi adalah upaya teknis yang bertujuan untuk meminimalkan kerusakan bangunan ( terutama permukiman ), korban jiwa dan harta benda akibat gempa bumi. Langkah mitigasi yang bertujuan utama untuk secara bertahap meningkatkan kualitas bangunan non-engineered di suatu wilayah sehingga memenuhi persyaratan ltahan gempa, baik terhadap bangunan baru maupun bangunan lama, melalui peningkatan kualitas material yang digunakan, kualitas sistem strukturnya dan kualitas pengerjaan serta keterampilan para tukang/pekerja bangunan di wilayah tersebut. Upaya-upaya lain yang dilakukan antara lain :


  1. Penyediaan Peta Zonasi Gempa yang digunakan sebagai dasar perencanaan dan pengembangan daerah.
  2. Penyediaan layanan evaluasi gratis ( oleh instansi yang berwenang ) kondisi struktural bangunan yang telah ada dan konsultasi teknis cara-cara penguatannya.

Upaya Mitigasi Bencana Gempa Bumi Non Struktural


Upaya non struktural merupakan upaya non teknis yang menyangkut penyesuaian dan pengaturan tentang kegiatan manusia agar sejalan dan sesuai dengan upaya mitigasii struktural maupun upaya lainnya. Upaya non struktural tersebut antara lain meliputi:


  1. Membuat pedoman konstruksi bangunan baru yang tahan gempa khusus untuk non-engeneered buildings yang sesuai untuk tiap-tiap wilayah. 
  2. Membuat pedoman cara pengkuatan dan retrofitting bangunan yang sudah ada agar tahan gempa.
  3. Menyelenggarakan penyuluhan pada masyarakat dan petugas terkait secara intensif dan berkesinambungan mengenai butir 1 dan 2 serta mengakrabkan masyarakat dengan permasalahan bencana alam yang mungkin terjadi di wilayah yang ditempatinya berikut cara penyesuaian diri dan mempersepsinya secara positif.
  4. Menyelenggarakan pelatihan  bagi para konsultan perencana/pengawas, kontraktor dan staf teknis mengenai butir 1 dan 2.
  5. Menyelenggarakan program sertifikasi dan lisensi untuk pembangun dan kontraktor.
  6. Pengembangan sistem peringatan dini gempa bumi.

Untuk memantau gempa bumi, BMKG telah mengoperasikan jaringan pemantau gempa bumi yang terdiri dari 57 sensor pencatat, baik non-telemetri maupun telematri. Jaringan non-telemetri mulai beroperasi dengan dipasangnya Seismograf Wiechert tahun 1908 di Jakarta dan mulai dikembangkan dengan peralatan Short Period Seismograph tahun tujuh puluhan sehingga saat ini mencapai jumlah 30 jumlahnya.

Jaringan pemantau gempa bumi telematri sejumlah 27 yang tersebar di lima balai wilayah dilengkapi dengan sistem komunikasi dan pengolah data, dengan Pusat Gempa Regional terletak di Medan, Ciputat, Denpasar, Ujung Pamdang dan Jayapura yang dioperasikan sejak tahun 1991. Disamping itu secara real time beberapa rekaman data dari masing-masing wilayah dikirim ke Pusat Gempa Nasional di Jakarta. Dengan sistem telematri ini pusat gempa bumi dapat ditentukan dalam waktu relatif singkat baik oleh Pusat Gempa Regional maupun Pusat Gempa Nasional di Jakarta.

Related Posts:

10 Puncak Gunung Tertinggi di Pulau Jawa dan Ketinggiannya

Gunung Tertinggi di Jawa - Pulau Jawa adalah salah satu pulau yang dilewati sirkum mediterania. Letaknya yang berada di zona konvergen yaitu pertemuan lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia menyebabkan terbentuknya banyak gunung dengan tipe strato/kerucut yang menjulang tinggi. Diantara gunung-gunung yang terbentuk di Pulau Jawa, Gunung Semeru-lah yang merupakan gunung tertinggi di pulau ini. Berikut adalah 10 gunung tertinggi di Pulau Jawa.
Daftar 10 Puncak Gunung Tertinggi di Pulau Jawa dan Ketinggiannya
Gunung Semeru via id.wikipedia.org


Daftar 10 Puncak Gunung Tertinggi di Pulau Jawa


1. Gunung Semeru, 3.676 mdpl

Gunung Semeru atau Sumeru adalah sebuah gunung berapi kerucut di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Gunung Semeru juga merupakan gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia setelah Gunung Kerinci di Sumatera dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat. Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko. Gunung Semeru secara administratif termasuk dalam wilayah dua kabupaten, yakni Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Gunung ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

2. Gunung Slamet, 3428 mdpl

Gunung Slamet adalah sebuah gunung berapi yang terdapat di Pulau Jawa. Gunung ini berada di perbatasan Kabupaten Brebes, Banyumas, Purbalingga, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah, dan merupakan yang tertinggi di Jawa Tengah serta kedua tertinggi di Pulau Jawa. Kawah IV merupakan kawah terakhir yang masih aktif sampai sekarang, dan terakhir aktif hingga pada level siaga medio-2009.

Gunung Slamet cukup populer sebagai sasaran pendakian meskipun medannya dikenal sulit. Di kaki gunung ini terletak kawasan wisata Baturraden yang menjadi andalan Kabupaten Banyumas karena hanya berjarak sekitar 15 km dari Purwokerto.

3. Gunung Sumbing, 3.371 mdpl

Gunung Sumbing adalah gunung api yang terdapat di Pulau Jawa, Indonesia. Tegak setinggi 3.371 meter dari permukaan laut, gunung ini terletak di tiga kabupaten Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang, Temanggung, dan Wonosobo. Bersama-sama dengan Gunung Sindoro, Gunung Sumbing membentuk bentang alam gunung kembar, seperti Gunung Merapi dan Gunung Merbabu, apabila dilihat dari arah Temanggung. Celah antara gunung ini dan Gunung Sindoro dilalui oleh jalan provinsi yang menghubungkan kota Temanggung dan kota Wonosobo. Jalan ini biasa dijuluki sebagai ""Kledung Pass".

Tidak diketahui pasti kapan gunung ini meletus, tetapi di puncaknya terdapat kawah yang masih aktif.

4. Gunung Arjuno, 3.339 mdpl

Gunung Arjuno (atau Gunung Arjuna, dalam nama kuna) adalah sebuah gunung api bertipe Strato dengan ketinggian 3.339 m dpl dan berada di bawah pengelolaan Taman Hutan Raya Raden Soerjo. Gunung Arjuno merupakan gunung tertinggi kedua di Jawa Timur setelah Gunung Semeru, serta menjadi yang tertinggi keempat di Pulau Jawa. Biasanya gunung ini dicapai dari tiga titik pendakian yang cukup dikenal yaitu dari Lawang, Tretes dan Batu. Nama Arjuno berasal dari salah satu tokoh pewayangan Mahabharata, Arjuna.

Gunung Arjuno bersebelahan dengan Gunung Welirang. Puncak Gunung Arjuno terletak pada satu punggungan yang sama dengan puncak gunung Welirang. Selain dari dua tempat di atas Gunung Arjuno dapat didaki dari berbagai arah yang lain. Gunung yang terletak di sebelah barat Batu, Jawa Timur ini juga merupakan salah satu tujuan pendakian. Di samping tingginya yang telah mencapai lebih dari 3000 meter, di gunung ini terdapat beberapa objek wisata. Salah satunya adalah objek wisata air terjun Kakek Bodo yang juga merupakan salah satu jalur pendakian menuju puncak Gunung Arjuno. Meskipun selain objek wisata air terjun Kakek Bodo terdapat pula air terjun lain, tetapi para wisatawan jarang yang mendatangi air terjun lainnya, mungkin karena letak dan sarana wisatanya kurang mendukung. Di kawasan lereng Gunung Arjuno juga terdapat mata air Sungai Brantas yang terletak di Desa Sumber Brantas, Bumiaji, Kota Batu yang merupakan sungai terpanjang kedua di Pulau Jawa setelah Sungai Bengawan Solo.

5. Gunung Raung, 3.332 mdpl

Gunung Raung merupakan sebuah gunung berapi yang terdapat di Jawa Timur, Indonesia dan mempunyai ketinggian setinggi 3.332 meter. Gunung Raung mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung. Puncak Gunung Raung merupakan puncak tertinggi dari kawasan Pegunungan Ijen. Gunung ini termasuk dalam wilayah tiga kabupaten, yaitu Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember.

6. Gunung Lawu, 3.265 mdpl

Gunung Lawu terletak di Pulau Jawa, Indonesia, tepatnya di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Status gunung ini adalah gunung api "istirahat" (diperkirakan terahkir meletus pada tanggal 28 November 1885) dan telah lama tidak aktif, terlihat dari rapatnya vegetasi serta puncaknya yang tererosi. Di lerengnya terdapat kepundan kecil yang masih mengeluarkan uap air (fumarol) dan belerang (solfatara). Gunung Lawu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous. Gunung Lawu adalah sumber inspirasi dari nama kereta api Argo Lawu, kereta api eksekutif yang melayani Solo Balapan-Gambir.

Gunung Lawu memiliki tiga puncak, Puncak Hargo Dalem, Hargo Dumiling dan Hargo Dumilah. Yang terakhir ini adalah puncak tertinggi.

Di lereng gunung ini terdapat sejumlah tempat yang populer sebagai tujuan wisata, terutama di daerah Tawangmangu, Cemorosewu, dan Sarangan. Agak ke bawah, di sisi barat terdapat dua komplek percandian dari masa akhir Majapahit: Candi Sukuh dan Candi Cetho. Di kaki gunung ini juga terletak komplek pemakaman kerabat Praja Mangkunagaran: Astana Girilayu dan Astana Mangadeg. Di dekat komplek ini terletak Astana Giribangun, mausoleum untuk keluarga presiden kedua Indonesia, Suharto.

7. Gunung Welirang, 3.156 mdpl

Gunung Welirang adalah sebuah gunung berapi aktif yang terletak di perbatasan Kabupaten Malang dan Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Indonesia. Gunung Welirang terletak pada satu punggungan yang sama dengan Gunung Arjuno, Gunung Kembar I, dan Gunung Kembar II.

"Welirang" atau "Walirang (nama kunanya) dalam bahasa Jawa berarti belerang. Di sekujur lerengnya ditumbuhi tetumbuhan kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

Jalur pendakian dapat dilakukan melalui Desa Jubel, Kecamatan Pacet, Mojokerto. Di bagian sekitar puncak hidup tumbuhan endemik yang dinamakan penduduk setempat sebagai manis rejo.

8. Gunung Sindoro, 3.150 mdpl

Gunung Sindara, biasa disebut Sindoro, atau juga Sundoro (altitudo 3.150 meter di atas permukaan laut) merupakan sebuah gunung volkano aktif yang terletak di Jawa Tengah, Indonesia, dengan Temanggung sebagai kota terdekat. Gunung Sindara terletak berdampingan dengan Gunung Sumbing.

Kawah yang disertai jurang dapat ditemukan di sisi barat laut ke selatan gunung, dan yang terbesar disebut Kembang. Sebuah kubah lava kecil menempati puncak gunung berapi. Sejarah letusan Gunung Sindara yang telah terjadi sebagian besar berjenis ringan sampai sedang (letusan freatik).

9. Gunung Merbabu, 3.145 mdpl

Gunung Merbabu adalah gunung api yang bertipe Strato yang terletak secara geografis pada 7,5° LS dan 110,4° BT. Secara administratif gunung ini berada di wilayah Kabupaten Magelang di lereng sebelah barat dan Kabupaten Boyolali di lereng sebelah timur dan selatan,Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang di lereng sebelah utara, Provinsi Jawa Tengah.

Gunung Merbabu dikenal melalui naskah-naskah masa pra-Islam sebagai Gunung Damalung atau Gunung Pam(a)rihan. Di lerengnya pernah terdapat pertapaan terkenal dan pernah disinggahi oleh Bujangga Manik pada abad ke-15. Menurut etimologi, "merbabu" berasal dari gabungan kata "meru" (gunung) dan "abu" (abu). Nama ini baru muncul pada catatan-catatan Belanda.

Gunung ini pernah meletus pada tahun 1560 dan 1797. Dilaporkan juga pada tahun 1570 pernah meletus, akan tetapi belum dilakukan konfirmasi dan penelitian lebih lanjut. Puncak gunung Merbabu berada pada ketinggian 3.145 meter di atas permukaan air laut.

10. Gunung Argopuro, 3.088 mdpl

Gunung Argapura merupakan sebuah gunung yang terdapat di pulau Jawa, Indonesia. Gunung Argapura mempunyai ketinggian setinggi 3.088 meter. Gunung ini sering juga disebut dengan Argopuro.

Gunung Argapura merupakan bekas gunung berapi yang sudah tidak aktif lagi.

Gunung ini termasuk bagian dari Pegunungan Iyang yang terletak di kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Gunung Argapura merupakan puncak tertinggi dari Pegunungan Iyang serta berada pada posisi di antara Gunung Semeru dan Gunung Raung. Ada beberapa puncak yang dimiliki oleh gunung ini. Puncak yang terkenal bernama Puncak Rengganis / Welirang (topografichen Dienst 1928). Sedangkan puncak tertingginya berada pada jarak ± 200 m di arah selatan puncak Rengganis. Puncak tertinggi ini bernama Argapoera dan ditandai dengan sebuah tugu ketinggian (triangulasi).

Gunung Argapura mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

Gunung ini berada dalam wilayah Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Jember, Kabupaten Bondowoso, dan Kabupaten Situbondo, dengan puncak Rengganis ada di wilayah Kabupaten Jember. Di kawasan Puncak Rengganis konon menurut cerita masyarakat sekitar bermukim Dewi Rengganis, adik dari Nyi Roro Kidul.

Itulah 10 Puncak Gunung Tertinggi di Pulau Jawa dan Ketinggiannya.
Baca juga :
10 Gunung Tertinggi di Indonesia
10 Gunung Tertinggi di Dunia

Related Posts:

10 Puncak Gunung Tertinggi di Indonesia dan Letaknya

Gunung Tertinggi di Indonesia - Bicara mengenai gunung di Indonesia memang sangat banyak sekali. Negara ini dilewati oleh 2 sirkum pegunungan berapi yaitu sirkum mediterania dan sirkum pasifik. Negara ini juga terletak di pertemuan 3 lempeng bumi, yaitu lempeng Eurasia, Pasifik, dan Indo-Australia. Kondisi itulah yang menyebabkan terbentuknya banyak gunung di Indonesia baik yang aktif maupun tidak.
10 puncak gunung tertinggi di Indonesia diukur dari permukaan laut dan letaknya.
Dari sekian banyak gunung yang ada di Indonesia, kali ini Klik Geografi akan membahas 10 puncak gunung tertinggi di Indonesia diukur dari permukaan laut dan letaknya.

Daftar 10 Puncak Tertinggi di Indonesia Diukur dari Permukaan Laut


1. Puncak Jaya, Papua

Puncak Jaya ialah sebuah puncak yang menjadi bagian dari Barisan Sudirman yang terdapat di Provinsi Papua. Puncak Jaya memiliki ketinggian 4.884 mdpl. Indonesia patut berbangga karena Puncak Jaya yang juga dikenal dengan Cartensz Pyramid ini masuk dalam seven summit (tujuh puncak) tertinggi di tiap benua di dunia. Puncak Jaya merupakan puncak tertinggi di Australia dan Oceania. Orang pertama yang berhasil menaklukkan puncak jaya adalah Anton Colijn, Jean Jacques Dozy dan Frits Wissel pada tahun 1936..

2. Puncak Mandala, Papua

Di peringkat kedua adalah puncak Mandala yang memiliki ketinggian 4.760 mdpl. Puncak Mandala terletak di Pegunungan Jaya Wijaya, Provinsi Papua. Pada masa penjajahan Belanda, puncak Jaya dikenal sebagai Julianatop atau Puncak Juliana. Gunung ini didaki pertama kali pada tanggal 9 September 1959 oleh Herman Verstappen, Jan de Wijn, Max Tissing, Piet ter Laag, Arthur Escher.

3. Puncak Trikora, Papua 

Puncak Trikora merupakan gunung tertinggi ketiga di Indonesia dengan ketinggian 4.751 mdpl. Gunung ini terletak di jajaran pegunungan Maoke, provinsi Papua Barat. Orang pertama yang berhasil menaklukkan gunung ini adalah Franssen Herderschee, Hubrecht and Versteeg pada tahun 1913.

4. Ngga Pilimsit, Papua

Gunung tertinggi keempat masih di Provinsi Papua yaitu Ngga Pilimsit. Gunung ini menjulang dengan ketinggian 4.717 mdpl. Lokasi Ngga Pilimsit di Pegunungan Maoke yang hanya berjarak 21 km ke arah timur laut dari pemuncak pertama gunung tertinggi di Indonesia, puncak Jaya. Pendaki pertama yang berhasil menaklukkan Ngga Pilimsit adalah Heinrich Harrer and Philip Temple pada tahun 1962.

5. Gunung Kerinci, Jambi

Gunung Kerinci adalah gunung tertinggi di Sumatra, gunung berapi tertinggi di Indonesia, dan puncak tertinggi di Indonesia di luar Papua. Gunung Kerinci terletak di Provinsi Jambi yang berbatasan dengan provinsi Sumatera Barat, di Pegunungan Bukit Barisan, dekat pantai barat, dan terletak sekitar 130 km sebelah selatan Padang. Gunung ini dikelilingi hutan lebat Taman Nasional Kerinci Seblat dan merupakan habitat harimau sumatra dan badak sumatra.

Puncak Gunung Kerinci berada pada ketinggian 3.805 mdpl, di sini pengunjung dapat melihat di kejauhan membentang pemandangan indah Kota Jambi, Padang, dan Bengkulu. Bahkan Samudera Hindia yang luas dapat terlihat dengan jelas. Gunung Kerinci memiliki kawah seluas 400 x 120 meter dan berisi air yang berwarna hijau. Di sebelah timur terdapat danau Bento, rawa berair jernih tertinggi di Sumatera. Di belakangnya terdapat gunung tujuh dengan kawah yang sangat indah yang hampir tak tersentuh. Gunung ini pertama didaki oleh Arend Ludolf van Hasselt en Daniël David Veth tahun 1877.

Gunung Kerinci merupakan gunung berapi bertipe stratovolcano yang masih aktif dan terakhir kali meletus pada tahun 2009.

6. Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat.

Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 mdpl serta terletak pada lintang 8º25' LS dan 116º28' BT ini merupakan gunung favorit bagi pendaki Indonesia karena keindahan pemandangannya. Gunung ini merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani yang memiliki luas sekitar 41.330 ha dan ini akan diusulkan penambahannya sehingga menjadi 76.000 ha ke arah barat dan timur. 

7. Gunung Semeru, Jawa Timur

Gunung Semeru atau Sumeru adalah sebuah gunung berapi kerucut di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Gunung Semeru juga merupakan gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia setelah Gunung Kerinci di Sumatera dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat[1]. Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko. Gunung Semeru secara administratif termasuk dalam wilayah dua kabupaten, yakni Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Gunung ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Gunung ini ditaklukkan pertama kali oleh Clignet tahun 1838.

8. Gunung Sanggar, Nusa Tenggara Barat

Gunung Sanggar berada di kompleks pegunungan yang sama dengan Gunung Rinjani. Tinggi gunung yang terletak di wilayah Lelongken, Nusa Tenggara Barat, ini mencapai 3.492 Mdpl. Meski termasuk ke dalam daftar gunung tertinggi di Indonesia, Gunung Sanggar kurang populer dibanding gunung lainnya. Barangkali, perhatian para pendaki sudah terfokus pada Gunung Rinjani yang lebih menonjol dari Sanggar.

9. Gunung Rantemario, Sulawesi Selatan.

Gunung Rantemario atau Bulu Rantemario adalah gunung yang terdapat di Sulawesi Selatan, Indonesia. Sebuah sumber menyatakan sebagai titik tertinggi di Sulawesi, tapi sumber lain menyatakan Gunung Rantekombola yang terdapat dekat dengan Gunung Rantekombola sebagai titik tertinggi. Ketinggian gunung Rantemario sendiri adalah 3.478 mdpl.

10. Gunung Slamet, Jawa Tengah

Gunung Slamet (3.428 meter dpl.) adalah sebuah gunung berapi yang terdapat di Pulau Jawa. Gunung ini berada di perbatasan Kabupaten Brebes, Banyumas, Purbalingga, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah, dan merupakan yang tertinggi di Jawa Tengah serta kedua tertinggi di Pulau Jawa. Kawah IV merupakan kawah terakhir yang masih aktif sampai sekarang, dan terakhir aktif hingga pada level siaga medio-2009.

Gunung Slamet cukup populer sebagai sasaran pendakian meskipun medannya dikenal sulit. Di kaki gunung ini terletak kawasan wisata Baturraden yang menjadi andalan Kabupaten Banyumas karena hanya berjarak sekitar 15 km dari Purwokerto.

Nah, itulah 10 puncak gunung tertinggi di Indonesia dan letaknya.
Baca juga:
10 Puncak Gunung Tertinggi di Dunia
10 Puncak Gunung Tertinggi di Jawa

Related Posts:

10 Puncak Gunung Tertinggi di Dunia

10 Puncak Gunung Tertinggi di Dunia - Gunung adalah sebuah bentuk tanah yang menonjol di atas wilayah sekitarnya. Gunung adalah bagian dari permukaan bumi yang menjulang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Sebuah gunung biasanya lebih tinggi dan curam dari sebuah bukit, tetapi ada kesamaaan, dan penggunaan sering tergantung dari adat lokal. Beberapa otoritas mendefinisikan gunung dengan puncak lebih dari besaran tertentu; misalnya, Encyclopædia Britannica membutuhkan ketinggian 2000 kaki (610 m) agar bisa didefinisikan sebagai gunung. Gunung tertinggi di dunia diukur dari permukaan laut adalah gunung Everest yang terletak di pegunungan Himalaya.
Gunung tertinggi di dunia


Daftar Puncak Gunung Tertinggi di Dunia

1. Gunung Everest

Di posisi pertama ada gunung Everest yang memiliki ketinggian 8.850 meter diatas permukaan laut. Gunung ini merupakan rangkaian pegunungan Himalaya yang terletak di negara Nepal dan Tibet (China). Pendaki pertama yang berhasil menaklukan gunung Everest adalah Tenzing dan Hillary pada tahun 1953.

2.  Gunung K2 (Godwin Austen)

Posisi kedua ditempati oleh gunung K2 dengan ketinggian 8.611 mdpl. Gunung ini merupakan bagian dari pegunungan Karakoram yang terletak diantara negara Pakistan dan China. Gunung ini pertama kali ditaklukan oleh Lino Lacedelli dan Achille Compagnoni pada tahun 1954.

3. Gunung Kangchenjunga

Di tempat ketiga gunung tertinggi dunia adalah Gunung Kangchenjunga yang memiliki tinggi 8.586 mdpl. Terletak di negara Nepal dan India, masih bagian dari pegunungan Himalaya. Gunnung ini pertama kali ditaklukan oleh Joe Brown dan George Band pada tahun 1955.

4. Gunung Lhotse 

Gunung tertinggi ke 4 adalah gunung Lhotse dengan ketinggian 8.516 mdpl. Gunung ini terletak di negara Nepal dan Tibet (China). Pendaki pertama yang berhasil menaklukan gunung ini adalah Fritz Luchsinger dan Ernst Reiss (Tahun 1956).

5. Gunung Makalu 

Gunung Makalu berada diposisi kelima dengan ketinggian 8.463 mdpl. Gunung ini merupakan bagian dari pegunungan Himalaya yang terletak di negara Nepal dan Tibet (China). Orang pertama yang berhasil mendaki hingga puncak gunung ini adalah Lionel Terray dan Jean Couzy (Tahun 1955).

6. Gunung Cho Oyu

Gunung Cho Oyu berada diposisi keenam dengan ketinggian 8.188 mdpl. Gunung ini merupakan bagian dari pegunungan Himalaya yang terletak di negara Nepal dan Tibet ( China ). Pendaki pertama yang berhasil menaklukan gunung ini adalah Joseph Jöchler, Herbert Tichy dan Pasang Dawa Lama  (Tahun 1954).

7. Gunung Dhaulagiri 

Gunung tertinggi diposisi ketujuh adalah gunung Dhaulagiri dengan ketinggian 8.167 mdpl. Gunung ini merupakan bagian dari pegunungan Himalaya yang terletak di Nepal. Kurt Diemberger, P. Diener, E. Forrer, A. Schelbert, Nyima Dorje Sherpa, Nawang Dorje Sherpa adalah para pendaki pertama yang menaklukkan gunung Dhaulagiri pada tahun 1960.

8. Gunung Manaslu

Dengan ketinggian 8.163 mdpl gunung ini berada di posisi kedelapan gunung tertinggi di dunia. Gunung ini merupakan bagian dari pegunungan Himalaya yang terletak di Nepal. Gunung ini berhasil ditaklukkan pertama kali oleh Toshio Imanishi dan Gyaltsen Norbu (Tahun 1956).

9. Gunung Nanga Parbat

Gunung Nanga Parbat memiliki ketinggian 8.126 mdpl. Terletak di Pegunungan Himalaya, Pakistan. Gunung ini telah ditaklukkan pertama kali oleh Hermann Buhl  (Tahun 1953).

10. Gunung Annapurna

Gunung Annapurna memiliki ketinggian 8.091 mdpl. Gunung ini terletak di pegunungan Himalaya, Nepal. Orang pertama yang menaklukkan gunung ini adalah Maurice Herzog dan Louis Lachenal (Tahun 1950).
Itulah 10 puncak gunung tertinggi di dunia.
Baca juga:
10 Puncak Gunung Tertinggi di Indonesia 
10 Puncak Gunung Tertinggi di Jawa

Related Posts:

Kumpulan Soal OSN Geografi SMA

Berikut ini saya akan membagikan soal-soal osn geografi sma tingkat kabupaten, provinsi maupun nasional yang bisa anda download sepuasnya :v. Semoga bermanfaat dan selamat berlatih !!
logo OSN

Soal Olimpiade Sains tingkat Kabupaten (OSK)


Soal Olimpiade Sains tingkat Provinsi (OSP)

Soal Olimpiade Sains tingkat Nasional (OSN)

Soal OSN Geografi SMA 2014


Itulah kumpulan soal OSN Geografi SMA yang akan terus kami perbarui. Jadi cek terus halaman ini ya :)

Related Posts:

Tahukah anda, Tokoh ini Seorang Geografer

Geografi merupakan disiplin ilmu yang penting menyangkut berbagai bidang. Oleh karenanya banyak orang menggeluti ilmu ini. Tak terkecuali para tokoh berikut. Walaupun mereka dari berbagai latar belakang yang berbeda, akan tetapi mereka menekuni ilmu geografi, hingga mendapat gelar kesarjanaan. 

Pangeran William
Pangeran William via www.businessinsider.com.au

Orang Terkenal yang Mempelajari Geografi

1. Pangeran William 

Mantan mahasiswa geografi yang paling terkenal adalah Pangeran William ( Duke of Cambridge ) dari Inggris yang mempelajari geografi di University of St. Andrews di Skotlandia, setelah beralih dari mempelajari sejarah seni. Dia menerima gelar master Skotlandia nya (setara dengan gelar sarjana AS) pada tahun 2005. Pangeran William memanfaatkan keterampilan navigasinya untuk melayani di Royal Air Force sebagai pilot helikopter.

2. Michael Jordan

Pemain basket terkenal yang satu ini lulus dengan gelar sarjana geografi dari Universitas North Carolina Chapel Hill pada tahun 1986. Jordan mengambil beberapa kursus dalam geografi regional Amerika.

3. Mother Theresa

Bunda Teresa adalah seorang biarawati Katolik Roma keturunan Albania dan berkewarganegaraan India yang mendirikan Misionaris Cinta Kasih di Kalkuta, India, pada tahun 1950. Sebelum itu ia juga pernah mengajar geografi di sekolah perjanjian di Kalkuta, India.

4. John Patten 

John Patten lahir tahun 1945, ia merupakan anggota dalam Pemerintahan Margaret Thatcher sebagai Menteri Pendidikan, pernah belajar geografi di Cambridge.

5. Rob Andrew 

Rob Andrew lahir 1963, ia adalah mantan pemain nasional Rugby Inggris dan Direktur Profesional Rugby Football Union yang belajar geografi di Cambridge.

6. Augusto Pinochet 

Dari Chili, mantan diktator Augusto Pinochet (1915-2006) biasa disebut sebagai ahli geografi, ia menulis lima buku tentang geopolitik, geografi, dan sejarah militer.

7. Paul Teleki

Dari Hungaria, Pál Hitung Teleki de Szék [Paul Teleki] (1879-1941) adalah seorang profesor universitas geografi, anggota dari Hongaria Academy of Sciences, Parlemen Hungaria, dan Perdana Menteri Hungaria 1920-1921 dan 1939-1941. Dia menulis sejarah Hungaria dan aktif di kepanduan Hungaria. Reputasinya tidak besar karena ia diatur Hongaria selama ramp-up untuk Perang Dunia II dan berkuasa ketika undang-undang anti-Yahudi diberlakukan.

8. Peter Kropotkin

Dari Rusia, Peter Kropotkin [Pyotr Alexeyevich Kropotkin] (1842-1921), seorang ahli geografi, sekretaris dari Masyarakat Geografi Rusia pada 1860-an.


Hmm, bagaimana pendapat anda? Saya tunggu di kolom komentar..

Related Posts: