Sobat geografi, bumi yang kita tinggali ini memiliki proses perkembangan yang panjang hingga seperti keadaan yang kita lihat saat ini. Berbagai teori dikemukakan oleh para ahli untuk mendeskripsikan proses perkembangan bentuk muka bumi. Kali ini kita akan membahas teori-teori apa saja yang mendeskripsikan perkembangan bentuk muka bumi.
1. Teori Kontraksi
Dikemukakan oleh James Dana dan Elie de Baumant yang berpendapat bahwa kerak bumi mengalami pengerutan karena terjadinya pendinginan di bagian dalam bumi akibat konduksi panas.
Menurut teori ini, Bumi telah mengalami pendinginan dalam jangka waktu yang sangat lama. Massa yang panas bertemu dengan udara dingin membuatnya mengkerut. Zat yang berbeda-beda menyebabkan pengerutan yang tidak sama, antara tempat satu dengan tempat yang lain. Inilah salah satu penyebab mengapa daerah satu dengan daerah lainnya berbeda bentuk.
2. Teori Laurasia-Gondwana
Dikemukakan oleh Eduard Zuess dan Frank B. Taylor yang mengemukakan bahwa pada mulanya terdapat dua benua Laurasia dan Gondwana. Kedua benua itu kemudian bergerak secara perlahan ke arah ekuator sehingga terpecah-pecah membentuk beenua-benua seperti sekarang.
3. Teori Apungan Benua- Continental drift
Teori Apungan Benua dikemukakan oleh Alfred Lothar Wegener, seorang ahli meteorologi asal Jerman dalam bukunya yang berjudul “The Origin of Continents and Oceans” pada tahun 1915. Ia mengemukakan bahwa bentuk permukaan bumi pada awalnya hanya terdapat sebuah benua besar yang disebut Pangea, serta sebuah samudra yang disebut Panthalasa. Kemudian benua tersebut bergeser secara perlahan ke ekuator dan barat mencapai posisi seperti sekarang.
Bukti: Bentuk garis pantai Amerika Selatan mirip dengan garis pantai Afrika
4. Teori Konveksi
Dikemukakan oleh Harry H. Hess. Mengemukakan bahwa terjadinya aliran konveksi ke arah vertikal di dalam lapisan astenosfer yang agak kental, aliran tersebut bepengaruh sampai ke kerak bumi yang ada di atasnya.
Sumber Gambar:
academic.brooklyn.cuny.edu
becuo.com
www.ck12.org
saulscience.wikispaces.com